Seorang teman yang bekerja di Jepang pernah berkata, “Gue takut banget jadi robot di sini!” Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Tokyo dua tahun lalu, ia langsung menyadari betapa teraturnya masyarakat setempat. Setiap hari, ibu-ibu tua menyapu halaman yang sama di waktu yang sama, para pekerja tiba dan memarkir sepeda mereka secara serempak. Pola kebiasaan ini mencerminkan keteraturan yang telah menjadi fondasi Jepang dalam menghadapi masa depan. Tidak mudah menemukan tempat sampah karena kesadaran akan pengelolaan sampah sudah tertanam sejak dini. Di stasiun, pemandangan antrean panjang bukan hal aneh, mencerminkan budaya disiplin dan saling menghormati.
Bagi yang ingin merasakan nuansa tradisional Jepang, Asakusa adalah tempat yang tepat. Distrik ini dikenal sebagai kota tua karena suasana masa lalunya yang masih terasa kuat. Kuil Sensoji, kuil tertua di Tokyo yang berdiri sejak abad ke-7, menjadi daya tarik utama. Gerbang merah raksasa dengan lentera kanji menyambut pengunjung yang ingin meresapi sejarah dan spiritualitas Jepang. Nakamise Street, yang menghubungkan gerbang dengan kuil, dipenuhi kios yang menjual makanan tradisional, menghadirkan pengalaman kuliner khas Jepang. Wisatawan juga dapat mengenakan kimono dan berkeliling dengan Jinkirisha, menambah kesan autentik dalam perjalanan mereka.
Meninggalkan Asakusa, perjalanan berlanjut ke Shibuya, pusat kesibukan yang tetap tertib meski dipadati ribuan orang setiap harinya. Persimpangan Shibuya menjadi ikon modernitas, dihiasi layar neon raksasa dan dipenuhi pejalan kaki yang melintasi jalan dengan teratur. Kebersihan tetap terjaga meskipun lalu lintas manusia begitu padat. Tidak jauh dari sana, Harajuku menjadi pusat fashion anak muda, terutama di Takeshita Street yang dipenuhi butik trendi dan gerai makanan unik. Gaya busana eksentrik mendominasi, menampilkan kreativitas yang dikenal sebagai Harajuku Style. Cosplayer pun sering terlihat menunjukkan ekspresi unik mereka.
Keindahan budaya Jepang, baik tradisional maupun modern, begitu menarik untuk diabadikan. saya menangkap warna-warni Asakusa, Shibuya, dan Harajuku dengan jernih. bahkan di tengah keramaian Shibuya. Jepang adalah bukti bagaimana tradisi dan modernisasi dapat berjalan berdampingan, menciptakan harmoni yang tak lekang oleh waktu.