Judul: Tersendat di GP Jepang, Hamilton Akui Ada Masalah di Mobil Ferrari

Penampilan Lewis Hamilton kembali menuai sorotan setelah hanya finis di posisi ketujuh pada balapan Formula 1 GP Jepang 2025 yang digelar di Sirkuit Suzuka. Start dari urutan kedelapan, sang juara dunia tujuh kali itu gagal menunjukkan performa yang kompetitif, terutama jika dibandingkan dengan rekan setimnya, Charles Leclerc, yang berhasil mengamankan posisi keempat. Hamilton mengungkapkan bahwa ada masalah teknis pada mobil Ferrari-nya, yang diduga menjadi penyebab utama penurunan performa dalam tiga balapan terakhir.

Setelah balapan, Hamilton menjelaskan bahwa timnya telah mengidentifikasi adanya gangguan teknis yang berdampak langsung pada kecepatan mobilnya. Ia memperkirakan kehilangan sepersepuluh detik di setiap lap, sebuah selisih yang sangat signifikan dalam kompetisi ketat seperti Formula 1. Selain itu, ia juga menyatakan belum bisa mengoptimalkan performa ban saat sesi kualifikasi, yang membuatnya kesulitan meraih posisi start lebih baik.

Kendati demikian, Hamilton tetap memberikan apresiasi kepada tim mekanik Ferrari yang terus bekerja keras mencari solusi atas permasalahan tersebut. Ia menyampaikan keyakinannya bahwa tim tengah berupaya menyelesaikan isu ini, dan berharap kedatangan beberapa komponen baru dalam waktu dekat bisa membantu mengatasi kendala teknis yang ada. Dengan kondisi yang belum ideal, Hamilton merasa cukup puas dengan kecepatan balap yang ia miliki dan berharap bisa bangkit di seri berikutnya, yaitu GP Bahrain.

Strategi Aman Berujung Kekecewaan, Tsunoda Gagal Bersinar di GP Jepang

Balapan GP Jepang 2025 yang digelar Minggu siang waktu Indonesia seharusnya menjadi panggung istimewa bagi Yuki Tsunoda. Membalap di kandang sendiri dan untuk pertama kalinya sebagai pembalap utama Red Bull setelah menggantikan Liam Lawson, ekspektasi terhadap performanya begitu tinggi. Sayangnya, momen itu justru berubah menjadi pengalaman pahit. Tsunoda hanya mampu mengawali balapan dari posisi ke-14, yang kemudian naik satu tempat karena penalti yang diterima Carlos Sainz Jr. Sepanjang balapan, Tsunoda mengalami kesulitan besar untuk menyalip di sirkuit yang terkenal teknikal dan sempit, hingga akhirnya hanya mampu finis di urutan ke-12.

Masalah utamanya datang dari keputusan Tsunoda dalam memilih setelan mobil. Berbeda dengan Max Verstappen, ia memilih memakai sayap belakang berukuran besar untuk menghasilkan downforce lebih besar. Set-up ini memang membuat mobilnya lebih stabil dan nyaman di tikungan, namun mengorbankan kecepatan di lintasan lurus, sehingga menyulitkannya untuk melakukan overtaking. Keputusan “main aman” ini justru menjadi bumerang, menuai kritik dari berbagai pihak termasuk Jacques Villeneuve. Menurut mantan pembalap F1 itu, strategi tersebut menjadi penyebab utama Tsunoda gagal menembus 10 besar.

Naomi Schiff, pembalap sekaligus analis Sky Sports, juga menyoroti minimnya sesi latihan sebagai hambatan dalam adaptasi Tsunoda dengan mobil barunya. Alih-alih meraih hasil manis di rumah sendiri, Tsunoda harus puas dengan hasil yang jauh dari harapan, membawa pulang pengalaman berharga namun tanpa poin.