https://beritajepang.it.com

Strategi Aman Berujung Kekecewaan, Tsunoda Gagal Bersinar di GP Jepang

Balapan GP Jepang 2025 yang digelar Minggu siang waktu Indonesia seharusnya menjadi panggung istimewa bagi Yuki Tsunoda. Membalap di kandang sendiri dan untuk pertama kalinya sebagai pembalap utama Red Bull setelah menggantikan Liam Lawson, ekspektasi terhadap performanya begitu tinggi. Sayangnya, momen itu justru berubah menjadi pengalaman pahit. Tsunoda hanya mampu mengawali balapan dari posisi ke-14, yang kemudian naik satu tempat karena penalti yang diterima Carlos Sainz Jr. Sepanjang balapan, Tsunoda mengalami kesulitan besar untuk menyalip di sirkuit yang terkenal teknikal dan sempit, hingga akhirnya hanya mampu finis di urutan ke-12.

Masalah utamanya datang dari keputusan Tsunoda dalam memilih setelan mobil. Berbeda dengan Max Verstappen, ia memilih memakai sayap belakang berukuran besar untuk menghasilkan downforce lebih besar. Set-up ini memang membuat mobilnya lebih stabil dan nyaman di tikungan, namun mengorbankan kecepatan di lintasan lurus, sehingga menyulitkannya untuk melakukan overtaking. Keputusan “main aman” ini justru menjadi bumerang, menuai kritik dari berbagai pihak termasuk Jacques Villeneuve. Menurut mantan pembalap F1 itu, strategi tersebut menjadi penyebab utama Tsunoda gagal menembus 10 besar.

Naomi Schiff, pembalap sekaligus analis Sky Sports, juga menyoroti minimnya sesi latihan sebagai hambatan dalam adaptasi Tsunoda dengan mobil barunya. Alih-alih meraih hasil manis di rumah sendiri, Tsunoda harus puas dengan hasil yang jauh dari harapan, membawa pulang pengalaman berharga namun tanpa poin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *