Berat Badan Tak Turun Meski Defisit Kalori? Mungkin Sembelit Adalah Biangnya

Meskipun sudah menjaga pola makan dan defisit kalori dengan ketat, berat badan yang tak juga turun bisa jadi disebabkan oleh hal yang tak disangka: sembelit. Menurut Abram Anderson, seorang pelatih kesehatan hormonal dan ahli gizi dari Greater Milwaukee, Wisconsin, sembelit sering kali menjadi penyebab tersembunyi yang menghambat proses penurunan berat badan, terutama bagi wanita.

Anderson menekankan bahwa sembelit bisa memicu peradangan dalam tubuh, yang pada akhirnya mengganggu proses pembakaran lemak. Ia menyarankan agar lebih banyak mengonsumsi buah utuh seperti apel, anggur, dan beri. Buah-buahan ini mengandung serat tinggi dan bersifat prebiotik, yang membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus. Jika dikombinasikan dengan air, buah-buahan tersebut juga dapat membantu membersihkan sistem pencernaan.

Selain buah, Anderson merekomendasikan minum jus prune hangat, terutama bagi mereka yang sedang bepergian. Jus prune atau jus plum dikenal memiliki efek pencahar alami karena kandungan sorbitolnya yang membantu menarik air ke usus dan melunakkan tinja. Hal ini mendukung keteraturan buang air besar secara alami.

Untuk hasil optimal, Anderson juga menganjurkan konsumsi makanan prebiotik dan probiotik secara rutin, seperti kimchi. Makanan fermentasi ini mengandung serat tinggi, probiotik, dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan usus, metabolisme, dan sistem kekebalan tubuh. Dengan usus yang sehat, proses penurunan berat badan pun dapat berjalan lebih lancar.

Tetap Bugar Usai 50 Tahun: Tips Sehat Hadapi Godaan Lebaran

Menjaga kebugaran tubuh saat merayakan Lebaran menjadi tantangan tersendiri, terlebih bagi mereka yang telah menginjak usia di atas 50 tahun. Menurut keterangan dokter yang ahli dalam bidang kedokteran olahraga, dr. Andhika Respati, Sp.KO, penting untuk tetap aktif secara fisik guna menyeimbangkan pola makan tinggi lemak dan kalori yang umum dikonsumsi selama libur Lebaran. Ia menyarankan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda yang tergolong low impact. Aktivitas lain yang juga bermanfaat adalah berenang atau sekadar berjalan di kolam renang selama 30 hingga 60 menit, dilakukan sekitar 3 hingga 5 kali dalam seminggu.

Saran serupa disampaikan oleh dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD, dari RS Cipto Mangunkusumo. Ia menekankan pentingnya olahraga ringan selama Lebaran, minimal 30 menit per hari, seperti berjalan santai. Lebih lanjut, Faisal mengingatkan untuk mengontrol asupan makanan, terutama dengan menerapkan prinsip gizi seimbang. Ia menyarankan agar masyarakat tidak memanaskan makanan secara berulang, karena dapat merusak kandungan gizi, terutama pada sayuran dan makanan berlemak seperti santan, yang bisa berubah menjadi zat berbahaya.

Menerapkan panduan “isi piringku” dari Kementerian Kesehatan juga dianjurkan agar porsi makan tetap sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sebaiknya mengonsumsi sayur dan buah terlebih dahulu untuk mencegah lonjakan gula darah. Selain itu, batasi konsumsi camilan manis dan gorengan, dan pilihlah camilan sehat rendah gula dan tepung, seperti kacang-kacangan atau buah segar untuk menjaga kesehatan selama masa liburan.